Perjuangan Sandy Walsh untuk Indonesia, Menunggu 7 Tahun dan…

Olahraga0 Dilihat

Bek Timnas Indonesia, Sandy Walsh, membagikan cerita mengejutkan terkait tawaran pertama yang diterimanya untuk membela skuad Garuda. Hal ini terjadi saat ia pertama kali mendapat kesempatan untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui proses naturalisasi.

Proses Naturalisaasi Sandy Walsh

Sandy Walsh menjadi salah satu pemain keturunan yang pertama kali menjalani proses naturalisasi untuk menjadi WNI. Proses ini dimulai pada tahun 2017, meskipun saat itu banyak kritikan yang datang karena ia tidak lahir dan dibesarkan di Indonesia. Namun, tawaran untuk membela Timnas Indonesia pertama kali datang dari pelatih yang menukangi tim sebelum Shin Tae-yong.

Meskipun sudah ramai dibicarakan sejak 2017, Sandy Walsh harus menunggu lebih dari tujuh tahun hingga akhirnya bisa bergabung dengan Timnas Indonesia. Proses panjang ini berakhir pada 2022, setelah proses naturalisasi selesai.

Sandy Walsh mengungkapkan bahwa tawaran untuk membela Timnas Indonesia pertama kali datang melalui direct message (DM) di Instagram. Pelatih Timnas Indonesia pada saat itu menghubunginya dan menanyakan apakah ia tertarik bermain untuk Indonesia. Meskipun tawaran tersebut terasa tidak seprofesional sekarang, Sandy mengaku langsung menjawabnya dengan cepat. Namun, ia tidak menyebutkan nama pelatih yang menghubunginya, meskipun kemungkinan besar itu adalah pelatih Luiz Milla.

Baca Juga:
Kabar Terbaru Kevin Diks, Ole Romeny dan Emil Audero
Calvin Verdonk Kram dan Kemungkinan Jordy Wehrmann di Naturalisasi

Saat pertama kali dikenal publik Indonesia, Sandy Walsh sedang bermain di perempat final Liga Europa bersama Racing Genk. Hal ini memicu perhatian media Indonesia yang menyoroti darah Indonesia yang mengalir di tubuhnya. Saat itulah ia pertama kali ditanya apakah ia bersedia membela Timnas Indonesia.

Kegilaan Suporter Timnas Indonesia

Dalam wawancara dengan media Belgia, Sporza, Sandy Walsh juga berbagi cerita mengenai kegilaan suporter Timnas Indonesia yang sangat luar biasa, jauh melebihi apa yang ia bayangkan sebelumnya. Ia mengibaratkan antusiasme para penggemar sepak bola Indonesia seperti sebuah agama, yang menghubungkan semua lapisan masyarakat, baik yang kaya maupun miskin.

Sandy Walsh menceritakan bagaimana ia dan istrinya, Aislinn Konig, selalu mendapat sambutan meriah dari suporter Indonesia. Fans Timnas Indonesia tidak hanya memberikan dukungan saat pertandingan, tetapi juga menyambut mereka di bandara dan hotel, bahkan rela menunggu berjam-jam hanya untuk berfoto bersama.

Atmosfer Luar Biasa di Stadion Gelora Bung Karno

Bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang memiliki kapasitas 82.000 penonton memberikan pengalaman luar biasa bagi Sandy Walsh. Menurutnya, stadion selalu penuh sesak dengan suporter yang setia mendukung tim. Bahkan, banyak suporter yang menunggu kedatangan mereka di bandara dan di hotel.

Sandy mengungkapkan bahwa situasi tersebut membuatnya sulit untuk bergerak tanpa pengawalan. Bahkan dengan mengenakan masker, topi, dan kacamata hitam, ia tetap bisa dikenali oleh para penggemar. Setiap kali berfoto dengan seseorang, ia harus melanjutkan sesi foto dengan penggemar lain, yang bisa berlangsung berjam-jam.

Baca Juga:
Calvin Verdonk dan Mimpinya Bermain di La Liga
Maarten Paes Betah Tinggal di Indonesia, Ingin ke Kediri

Sandy Walsh menutup ceritanya dengan mengungkapkan betapa besar pengaruh sepak bola di Indonesia. Menurutnya, sepak bola di Indonesia adalah lebih dari sekadar olahraga—itu adalah agama yang menghubungkan seluruh rakyat, tanpa memandang status sosial mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *