Sikap protektif dan posesif mampu memberikan dinamika dalam sebuah hubungan. Perilaku tersebut dianggap sebagai salah satu bentuk kasih sayang, sehingga menciptakan kenyamanan dan kehangatan bagi pasangan. Namun, tak sedikit mereka yang merasakan tertekan dan hidup tak bebas.
Lantas, apakah protektif dan posesif memiliki makna yang sama? Atau justru keduanya mempunyai makna yang 180 derajat berbeda? Dilansir dari laman WebMD.com, posesif cenderung dianggap sebagai suatu hal yang negatif. Seorang yang posesif mempunyai rasa takut kehilangan yang berlebihan. Tak jarang, mereka mengekang dan membatasi pergaulan pasangannya. Sikap posesif ditunjukan dengan perasaan sedih, marah dan takut yang berlebihan. Rasa percaya terhadap pasangan seolah luntur, sehingga hubungan yang melibatkan sikap posesif tak bertahan lama.
Berbeda dengan posesif, sikap protektif cenderung dianggap sebagai suatu hal yang bernada positif. Menurut Psikolog Klinis dari Well and Good, Carla Marie Manly, PhD., protektif merupakan bentuk cinta yang selalu ingin menumbuhkan kenyamanan dan keamanan pasangan. Protektif akan berusaha semaksimal mungkin membahagiakan pasangannya, meskipun harus menempuh langkah yang sulit. Semua hal dilakukan untuk melindungi dan menyayangi sang pasangan.
Segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan tidak akan mendatangkan hasil yang baik pula. Anda harus pandai memposisikan diri sebagai pasangan yang suportif, saling percaya, menghargai dan menerima kondisi pasangan apa adanya. Hubungan yang sehat mampu membuatmu berkembang dan nyaman baik secara fisik maupun psikis.