Maarten Paes kini menjadi pemain kunci dalam perjuangan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026. Menariknya, perjalanan kariernya tak selalu mulus. Di masa lalu, ia hampir meninggalkan dunia sepak bola karena merasa malas berlari.
Awal Perjalanan Karier Maarten Paes
Pada enam laga Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Maarten Paes selalu menjadi pilihan utama. Performanya terbilang konsisten, kecuali saat menghadapi Jepang dengan kekalahan 0-4.
Dalam sebuah wawancara di YouTube Freeport Indonesia, Maarten mengungkapkan masa lalunya yang unik. Sebelum menjadi penjaga gawang, ia sempat berposisi sebagai penyerang.
Baca Juga:
Yang Kemarin Hujat Shin Tae-yong Harus Baca Ini
Persahabatan Ragnar Oratmangoen dan Idzes, Serta Perjuangan Thom Haye
Fakta Unik Maarten Paes: Dari Striker Menjadi Kiper
Keputusan untuk menjadi penjaga gawang datang dari saran pelatihnya. Maarten Paes mencoba posisi ini setelah pelatih mengatakan bahwa timnya membutuhkan seorang kiper.
Kariernya pun menanjak, hingga ia sempat membela Timnas Belanda di level usia muda sebelum memutuskan bergabung dengan Timnas Indonesia di level senior.
Maarten Paes mengaku tidak mengalami kesulitan berarti dalam beradaptasi dengan skuad Timnas Indonesia. Ia merasa diterima dengan baik oleh rekan-rekannya.
Baginya, setiap pertandingan bersama Timnas Indonesia adalah pengalaman yang tak terlupakan, mulai dari proses adaptasi hingga mengenal rekan setim lebih dalam.
Kevin Diks Menjadi Top Scorer Walaupun Seorang Bek
Kevin Diks menjadi bintang dalam kemenangan FC Copenhagen atas Dinamo Minsk di UEFA Conference League. Dalam pertandingan tersebut, Diks mencetak gol melalui titik penalti, yang menjadikannya sebagai top scorer sementara di tim dengan total delapan gol dari sembilan penalti yang dieksekusi. Pemain asal Belanda ini menjadi pilihan utama sebagai eksekutor penalti, dengan hanya satu penalti yang tidak dia ambil musim ini. Dengan tiga assist di Liga Denmark dan delapan gol yang tersebar di tiga kompetisi, Diks membuktikan dirinya sebagai pemain yang sangat berkontribusi di lini depan.
Pelatih FC Copenhagen, Jacob Neestrup, memuji kepercayaan diri Diks dalam menjalankan tugasnya sebagai penendang penalti utama. Neestrup menyatakan bahwa kemampuan Diks dalam mengeksekusi penalti telah memberikan banyak gol penting bagi tim. Kemenangan atas Dinamo Minsk mengantarkan FC Copenhagen ke peringkat 19 dengan lima poin dari empat pertandingan.
Akankah Mees Hilgers Gabung Feyenoord?
Mees Hilgers, bek tengah Timnas Indonesia yang bermain untuk FC Twente, telah membuat keputusan penting dengan memilih bertahan di klub asalnya, meskipun mendapat tawaran dari klub-klub besar seperti Feyenoord. Hilgers yang telah menghabiskan lebih dari empat tahun di FC Twente, merasa berkembang pesat dan semakin memperkuat tim. Dalam wawancara, ia mengungkapkan bahwa meskipun ia tidak bisa mengetahui hasil yang akan didapatkan jika memilih jalan lain, ia tidak menyesali keputusan tersebut.
Pemain berusia 22 tahun ini telah mencatatkan 115 penampilan untuk FC Twente, termasuk di kompetisi Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa. Musim lalu, ia membantu FC Twente finis di peringkat ketiga Eredivisie, yang mengantarkan tim lolos ke Liga Europa musim ini. Hilgers menekankan gaya bermain tim yang mengutamakan build-up, membuat kiper Lars Unnerstall lebih aktif menguasai bola. Dengan performa solidnya, Hilgers membantu FC Twente berada di peringkat kedua Eredivisie, hanya terpaut lima poin dari PSV yang memimpin klasemen.
Baca Juga:
Thom Haye Punya Ritual Unik dan Kabar Terbaru Oratmangoen
Statistik Calvin Verdonk, Idzes dan Emil Audero Akan Bergabung?
Meskipun gaya bermain yang diterapkan FC Twente kadang menimbulkan risiko, Hilgers percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari permainan sepak bola. Ia menekankan pentingnya konsistensi dan tetap mengumpulkan poin lebih banyak untuk mencapai tujuan mereka.