Sepekan terakhir, Jakarta beberapa kali menempati posisi pertama kota dengan polusi udara tertinggi di antara kota-kota besar lainnya di dunia. Kondisi ini menyebabkan penduduk Jakarta diperkirakan akan kehilangan harapan hidup rata-rata 3-4 tahun.
Melansir dari laman IQAir, tercatat sejak Jumat (17/06), tingkat polusi di Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat dengan tingkat polusi sebesar 160 AQI US. Terbaru pada Senin pagi ini, tingkat polusi di Jakarta masih tergolong tidak sehat dengan konsentrasi PM (particulate matter) 2.5 mencapai 14,6 kali lipat dari standar WHO.
Berdasarkan laporan tahunan Air Quality Life Index (AQLI) yang rilis pada 14 Juni lalu, dari 263 juta penduduk Indonesia hampir semuanya tinggal di daerah dengan tingkat polusi rata-rata tahunannya melebihi standar WHO.
Penduduk Jakarta perlu waspada dengan kondisi ini karena dampak dari polusi udara kronis disebut-sebut sebanding dengan merokok dan enam kali lebih berbahaya daripada HIV/AIDS. Partikel berbahaya yang terkandung dalam udara berpolusi dapat merusak paru-paru hingga mengakibatkan kematian.
“Polusi udara diperkirakan sudah menyebabkan 5.100 kematian di Jakarta per tahun 2021,” demikian laporan Air Quality Index (AQI) Jakarta.
Oleh karena itu, penduduk Jakarta dihimbau untuk tetap memakai masker, menggunakan air purifier, menutup jendela, dan mengurangi aktivitas di luar ruangan.