Malam Lailatul Qadar, malam yang penuh dengan kemuliaan, merupakan momen yang tidak ditentukan waktu kedatangannya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan tanda-tanda fajar Lailatul Qadar, malam penuh kemuliaan dan keberkahan, sesuai surah Al Qadr.
Baca Juga: Keistimewaan Malam Lailatul Qadar dalam Islam
Surah Al Qadr menggambarkan keistimewaan malam tersebut, lebih baik dari seribu bulan. Para malaikat turun dengan izin Allah untuk membawa segala urusan, menjadikan malam itu penuh dengan berkah hingga terbit fajar.
Menurut Tafsir Tahlili Kementerian Agama RI, Lailatul Qadar dipenuhi kebaikan dan keberkahan dari permulaan hingga terbit fajar, karena pada malam itu Al-Qur’an turun, disaksikan oleh para malaikat.
Sejumlah ulama menyatakan bahwa amalan pada Lailatul Qadar lebih baik daripada amalan selama seribu bulan yang tidak mengandung Lailatul Qadar.
Salat pada malam itu akan membawa pengampunan dosa. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang melakukan salat pada Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.
Nabi Muhammad menggambarkan pagi Lailatul Qadar: matahari putih tak menyilaukan, sesuai kesaksian Ibnu Abbas.
Lailatul Qadar juga ditandai dengan langit yang cerah dan bulan yang bersinar terang. Suasana malamnya begitu tenang dan hening, tidak ada hujan, angin kencang, atau bintang-bintang jatuh.
Hadits juga menyebutkan bahwa malam Lailatul Qadar tidak turun hujan, tidak ada angin kencang, dan tidak ada bintang-bintang jatuh.
Baca Juga: Persiapan dan Amalan di 10 Hari Terakhir Ramadan
Dengan demikian, Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan, di mana amalan-amalan baik dilakukan dengan harapan pengampunan dan pahala yang besar dari Allah SWT.