Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas tinggi pada Jumat (17/10/2025) dini hari. Dalam satu malam, gunung ini mengalami dua kali erupsi dengan kolom abu yang menjulang hingga ribuan meter.
Menurut Yosef Suryanto, petugas pos pengamatan gunung tersebut, letusan pertama terjadi sekitar pukul 01.41 Wita. Getaran erupsi terekam di alat seismograf dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan berlangsung hampir 3 menit. Kolom abu yang muncul mencapai sekitar 4.000 meter di atas puncak atau sekitar 5.584 meter dari permukaan laut. Abu berwarna kelabu pekat itu terlihat mengarah ke barat daya, barat, dan barat laut.
Tak berselang lama, erupsi kedua terjadi sekitar pukul 01.46 Wita dengan kolom abu setinggi 1.500 meter. Warna dan arah abu masih sama — pekat dan tertiup ke arah barat daya hingga barat laut. Gunung Lewotobi kini berstatus Level IV (Awas), menandakan aktivitas vulkanik yang sangat tinggi.
Baca Juga:
Banjir Bali: 14 Korban Jiwa, Ratusan Warga Mengungsi
Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Begini Fakta Lengkapnya
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi
Letusan kali ini membawa dampak cukup besar bagi warga di Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, yang berjarak lebih dari 100 kilometer dari lokasi gunung. Desa Kolisia, Wodamude, Magepanda, dan Reroroja termasuk yang paling terdampak hujan abu.
Mario Dominggo (25), warga Desa Wodamude, mengaku terkejut ketika pagi hari melihat sepeda motornya tertutup abu vulkanik tebal. “Bangun pagi lihat motor sudah penuh abu, bahkan ada pasir halusnya juga,” ujarnya.
Mario juga mengatakan, letusan kali ini terasa berbeda karena tanpa dentuman besar seperti sebelumnya. Beberapa waktu lalu, warga sempat panik karena suara ledakan dari gunung membuat atap, jendela, dan pintu rumah bergetar. Namun kali ini, dampak yang dirasakan hanya berupa hujan abu tanpa suara dentuman.
Imbauan untuk Warga Sekitar
Petugas pos pengamatan mengingatkan warga agar tetap waspada dan menggunakan masker untuk menghindari bahaya abu vulkanik yang bisa mengganggu pernapasan. Selain itu, masyarakat maupun wisatawan diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari puncak, serta area sektoral barat daya, utara, dan timur laut sejauh 7 kilometer dari pusat erupsi.
Baca Juga:
Deretan Fakta Gempa Sumenep: Penyebab, Dampak, dan Daerah Terdampak
Ferry Irwandi Jadi Sorotan, Begini Latar Belakang dan Kiprahnya
Erupsi ganda Gunung Lewotobi Laki-laki menjadi pengingat bahwa aktivitas vulkanik di NTT masih tinggi. Meski sebagian besar warga hanya terdampak hujan abu, kewaspadaan tetap diperlukan. Pemerintah daerah dan warga di sekitar wilayah rawan diimbau untuk terus mengikuti perkembangan dari pihak berwenang agar tetap aman.