Saat dunia merayakan bulan suci Ramadan, durasi puasa harian bervariasi di setiap negara, menimbulkan tantangan spiritual yang unik. Perhitungan astronomi menunjukkan perbedaan ekstrem, dari 12 jam 44 menit di Porto Montt hingga 17 jam 26 menit di Nuuk.
Baca Juga: Ramadhan 2024: 6 Keutamaan dan Cara Membaca Surat Al-fath
Faktor Geografis dan Durasi Puasa
Durasi puasa Ramadan dipengaruhi oleh faktor geografis dan panjang hari, yang ditentukan oleh garis lintang suatu lokasi. Semakin dekat negara dengan kutub utara, semakin panjang hari dan durasi puasa. Sebaliknya, semakin jauh dari khatulistiwa, hari-harinya lebih pendek dan puasanya lebih singkat.
Adaptasi di Belahan Bumi Utara
Umat Muslim di wilayah dengan siang yang sangat panjang selama musim panas, seperti Islandia, Norwegia, dan Finlandia, diwajibkan berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, meskipun bisa berlangsung antara 18 hingga 23 jam. Solusi alternatif seperti mengikuti waktu puasa di negara mayoritas Muslim terdekat atau di Mekah telah diusulkan.
Durasi Puasa di Wilayah Arab
Peringkat waktu puasa dari terpendek hingga terpanjang di ibu kota utama wilayah Arab menunjukkan variasi, dengan Rabat, Maroko, memiliki durasi puasa terpanjang, yakni 14 jam 23 menit per hari.
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan hadis, umat Muslim diwajibkan berpuasa meskipun dengan durasi yang ekstrem. Meskipun puasa panjang bisa menjadi ujian, cuaca yang sejuk di utara mempermudah pelaksanaannya dibandingkan dengan cuaca panas di Timur Tengah dan Asia.
Baca Juga: 11 Manfaat dan Hikmah Utama Puasa Ramadan
Dengan perubahan musim dan tanggal dimulainya puasa, umat Muslim di seluruh dunia menyesuaikan diri dengan kondisi geografisnya masing-masing, menjadikan Ramadan pengalaman spiritual yang beragam tetapi tetap dijalankan dengan penuh pengabdian.