Jay Idzes, kapten Timnas Indonesia ini menunjukkan konsistensinya di lini belakang Venezia, meski timnya sedang berjuang keluar dari zona degradasi Serie A. Dari 31 pekan yang sudah dijalani, Venezia baru mengumpulkan 21 poin dan kini duduk di posisi ke-19 klasemen—lima angka dari batas aman.
Kapten Timnas Indonesia Jadi Pemain Paling Brutal di Serie A

Meski begitu, Jay tampil kokoh dan masuk jajaran pemain paling sering bikin pelanggaran musim ini. Ia sudah mencatatkan 40 pelanggaran dari 29 laga, dan empat di antaranya menghasilkan kartu kuning. Di daftar “pemain paling brutal,” Jay duduk di posisi ke-19. Ia ditemani rekan setimnya, Gaetano Oristanio, yang bahkan lebih ‘galak’ dengan 45 pelanggaran dan berada di posisi ke-14.
Oh ya, gelar pemain paling sering melanggar dipegang oleh Liam Henderson dari Empoli yang sudah bikin 69 pelanggaran. Disusul Armando Izzo (65), Lorenzo Lucca (59), Denzel Dumfries (51), dan Saul Coco (49).
Thom Haye Bangga Timnas Indonesia U-17 Tembus Piala Dunia

Sementara itu, gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap prestasi Timnas Indonesia U-17. Tim asuhan Nova Arianto berhasil menembus delapan besar Piala Asia U-17 dan otomatis dapat tiket ke Piala Dunia U-17 2025.
Dengan rekor tiga kemenangan beruntun, termasuk hasil epik lawan Korea Selatan (1-0) dan Yaman (2-1), Timnas U-17 tampil luar biasa. Thom Haye memuji keberanian tim dan menyoroti momen penalti Evandra Florasta sebagai salah satu titik balik kemenangan.
Ia juga memuji Nova Arianto sebagai pelatih yang positif dan penuh semangat. Sebagai orang yang pernah dilatih langsung oleh Nova, Haye menilai kesuksesan ini bukanlah hal yang mengejutkan.
Baca Juga:
Persaingan Ketat, Cedera, dan Masa Depan Pemain Timnas Indonesia
Kabar Buruk dan Baik dari Para Pemain Timnas Indonesia
Nathan Tjoe-A-On Makin Terlupakan di Swansea

Nasib kurang menyenangkan dialami Nathan Tjoe-A-On. Bek kiri Timnas Indonesia itu hanya tampil tiga kali dalam dua musim terakhir bersama Swansea City. Kini, masa depannya di klub semakin tak menentu, apalagi dengan masuknya sporting director baru, Richard Montague, yang akan mengevaluasi kontrak para pemain.
Sementara itu, Joe Allen—rekan setim Nathan yang sudah dianggap legenda klub—juga belum jelas nasibnya. Bedanya, Allen masih sering duduk di bangku cadangan, sementara Nathan justru tak masuk skuad dalam 10 laga terakhir.
Media lokal bahkan menyarankan agar Swansea melepas Nathan, karena transfernya dianggap tak sesuai ekspektasi.
Rafael Struick Mulai Jarang Tampil di Brisbane Roar

Pemain lainnya, Rafael Struick, juga sedang mengalami masa sulit di Brisbane Roar. Dalam 11 pertandingan terakhir, ia cuma bermain selama tiga menit! Bahkan dalam tiga laga terakhir, namanya tak muncul di daftar pemain sama sekali.
Kepindahannya ke Australia tampaknya belum membuahkan hasil maksimal. Meski begitu, Rafael tetap dikenal lewat performanya bersama Timnas Indonesia. Ia sendiri pernah bilang masih belum percaya bisa sejauh ini, mengingat dua tahun lalu masih tampil untuk tim U-21 ADO Den Haag.
Brisbane Roar kini jadi juru kunci klasemen A-League bersama Perth Glory. Kalau Rafael dan Mathew Baker terus bertahan dan jadi pemain inti di masa depan, bisa jadi akan ada “Derbi Indonesia” di Liga Australia.
Baca Juga:
Alasan Penalti Kevin Diks Gagal, Idzes Bersinar dan Haye?
Mimpi Emil Audero dan Nasib Buruk Menimpa Justin Hubner
Pemain-pemain Timnas Indonesia di luar negeri sedang mengalami berbagai fase dalam karier mereka—ada yang bersinar, ada juga yang sedang tertatih. Tapi dari semua cerita itu, satu hal pasti: mereka semua membawa nama Indonesia ke level internasional. Dan kita, sebagai fans, cuma bisa terus dukung dan berharap yang terbaik!