Masa depan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia tengah menjadi perbincangan hangat. Banyak warganet yang menyerukan tagar #STYOut di media sosial, terutama setelah kegagalan Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2024.
Kegagalan Shin Tae-yong di Piala AFF 2024
Langkah Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 terhenti di fase grup. Tim hanya mampu finis di peringkat ketiga Grup B, sehingga gagal melaju ke babak semifinal. Meski sejak awal Piala AFF bukan target utama dan Indonesia menurunkan tim muda, kegagalan ini tetap memicu banyak kritik terhadap kinerja Shin Tae-yong. Apalagi, ini merupakan kegagalan ketiga kalinya di ajang yang sama.
Tagar #STYOut menggambarkan tuntutan agar Shin Tae-yong digantikan sebagai pelatih Timnas Indonesia. Namun, langkah tersebut memunculkan pertanyaan: apakah ini akan memberikan dampak positif atau justru membawa tantangan baru bagi sepak bola Indonesia?
Baca Juga:
Fakta Timnas Indonesia Gagal di Piala AFF 2024
Penyebab Timnas Indonesia Gagal di Piala AFF 2024
Banyak Pilihan Pelatih Baru, tapi…
Jika PSSI memutuskan untuk mengganti Shin Tae-yong, ada banyak pilihan pelatih kelas dunia yang tersedia, seperti Joachim Low, Roberto Mancini, hingga Jurgen Klinsmann. Selain itu, pelatih yang memahami sepak bola Asia, seperti Kiatisuk Senamuang atau Park Hang-seo, juga menjadi opsi potensial.
Namun, pengalaman dari negara lain menunjukkan bahwa mengganti pelatih tidak selalu membuahkan hasil instan. Vietnam, misalnya, membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan Kim Sang-sik. Hal serupa juga terjadi pada Arab Saudi yang belum mampu menunjukkan performa gemilang setelah mengganti Roberto Mancini.
Pentingnya Koneksi Pelatih dengan Pemain
Meski sempat beredar kabar adanya jarak antara Shin Tae-yong dan pemain senior, secara keseluruhan hubungan pelatih asal Korea Selatan ini dengan skuadnya terbilang cukup baik. Bahkan, tim pelatih lainnya, seperti Yeom Ki-hun, juga mendapatkan apresiasi atas perannya dalam membimbing para pemain muda seperti Arkhan Kaka.
Jika pelatih baru didatangkan, ada kemungkinan besar komposisi tim kepelatihan yang sudah ada akan dirombak. Hal ini dapat memengaruhi koneksi antara pelatih dan pemain yang sudah terjalin, sehingga memerlukan waktu untuk beradaptasi kembali.
Saat ini, Timnas Indonesia berada dalam momen yang sangat krusial. Peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar dengan empat laga tersisa di Grup C melawan Australia, Bahrain, China, dan Jepang.
Shin Tae-yong telah memulai langkah penting untuk membawa Indonesia menuju target besar ini. Mengganti pelatih di tengah proses seperti sekarang akan menjadi langkah yang sangat berisiko.
Kontrak Panjang dan Nilai Kompensasi Shin Tae-yong
Shin Tae-yong memiliki kontrak jangka panjang dengan PSSI hingga Juni 2027. Kontrak ini diberikan dengan pertimbangan sejumlah turnamen besar, termasuk Piala Asia 2027, yang telah dipastikan akan diikuti oleh Timnas Indonesia di bawah kepemimpinannya.
Memutus kontrak lebih awal bisa menempatkan PSSI dalam situasi sulit karena kemungkinan adanya kompensasi bernilai tinggi yang harus dibayar. Hal ini tentu menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dengan matang.
Baca Juga:
Gaya Bermain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
3 Pilar Timnas Indonesia: Rafael Struick, Marselino dan Ferrari
Apakah #STYOut Solusi?
Seruan untuk mengganti Shin Tae-yong menggambarkan kekecewaan atas hasil Piala AFF 2024. Namun, pergantian pelatih di momen krusial ini dapat membawa dampak yang lebih besar, mulai dari stabilitas tim hingga hubungan dengan para pemain. Oleh karena itu, keputusan ini perlu dipikirkan secara hati-hati untuk masa depan sepak bola Indonesia.