Transmisi matik dapat mengalami kerusakan cepat jika digunakan dengan tidak tepat dan minim perawatan. Meskipun perawatan telah dilakukan dengan benar, transmisi masih dapat rusak karena faktor lain, seperti kesalahan dalam pengisian oli, volume oli yang tidak sesuai, dan ketidakakuratan dalam perawatan. Kerusakan semacam itu sering terjadi di bengkel selama proses perawatan. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memilih bengkel yang kompeten dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya.
Baca juga: Evolusi Mobil Kepresidenan Dari Era Soekarno
Salah satu faktor kunci untuk menjaga keawetan transmisi matik adalah perawatan yang baik. Perawatan transmisi matik harus dilakukan dengan cermat dan benar agar hasilnya sesuai dengan harapan. Konsumen harus bijaksana dalam memilih bengkel, karena tidak semua bengkel kompeten dalam menangani masalah transmisi otomatis. Terdapat berbagai jenis transmisi otomatis, seperti AT konvensional dan CVT, yang menggunakan jenis oli yang berbeda. Kesalahan dalam penggunaan oli dapat mengakibatkan kinerja kopling matik menjadi tidak optimal.
Selain jenis oli, bengkel juga harus memahami kapasitas oli matik atau menentukan volume yang sesuai untuk setiap jenis mobil. Proses perawatan juga harus mengikuti prosedur operasional standar yang benar dan terukur. Penting untuk menghindari perbaikan yang dapat menimbulkan masalah baru di masa mendatang karena kurangnya perhitungan yang matang. Transmisi matik dapat rusak jika oli yang diisikan kurang, menyebabkan tekanan oli menjadi tidak stabil. Hal ini dapat meningkatkan suhu oli dan mengakibatkan gesekan berlebih pada kelompok kopling yang selip. Oleh karena itu, pemilihan bengkel yang kompeten dalam merawat transmisi matik memainkan peran penting dalam menjaga umur transmisi tersebut.
Baca juga: Ban Motor Bocor? Begini nih Caranya!