Sejumlah jenderal TNI mendatangi Polda Metro Jaya pada Senin (8/9) untuk melakukan konsultasi hukum terkait dugaan tindak pidana yang disebut melibatkan CEO Malaka Project, Ferry Irwandi. Hadir dalam rombongan tersebut antara lain Brigjen J.O Sembiring selaku Komandan Satuan Siber TNI, Mayjen Yusri Nuryanto sebagai Danpuspom TNI, serta Brigjen Freddy Ardianzah yang menjabat Kapuspen TNI.
Menurut Brigjen Sembiring, dugaan tersebut muncul dari hasil patroli siber yang dilakukan TNI. Meski begitu, ia tidak merinci secara jelas tindak pidana apa yang dimaksud. Namun, TNI menegaskan akan menempuh jalur hukum sebagai langkah lanjutan.
Tanggapan Ferry Irwandi
Menanggapi hal itu, Ferry memilih bersuara lewat akun Instagram pribadinya. Ia mengaku tidak tahu tindak pidana apa yang dituduhkan kepadanya. Ferry menegaskan siap menghadapi proses hukum jika memang harus dijalani.
Ia menolak anggapan bahwa dirinya sulit dihubungi. Menurutnya, nomor teleponnya sudah banyak tersebar dan mudah diakses, bahkan oleh para wartawan. Ferry juga menegaskan dirinya tetap berada di Jakarta dan tidak berencana ke luar negeri.
Baca Juga:
Demo Jakarta 2 September 2025: 7 Titik Aksi Serentak
Kompol Kosmas Dipecat Imbas Kasus Ojol Dilindas Rantis Brimob
Latar Belakang Ferry Irwandi
Di balik polemik ini, Ferry dikenal sebagai sosok publik dengan rekam jejak yang cukup panjang. Pria kelahiran Jambi, 16 Desember 1991 ini merupakan lulusan STAN dengan IPK 3,61 meski sempat hampir gagal kuliah. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Central Queensland University, Australia, bahkan mengaku proposal disertasinya diterima di Monash University.
Bagi Ferry, pendidikan adalah fondasi penting untuk membawa perubahan. Ia sering menekankan bahwa mahasiswa harus menjadi agen perubahan dengan meningkatkan kapasitas dan tanggung jawab ilmunya.
Karier dan Aktivisme
Sebelum fokus sebagai konten kreator, Ferry menghabiskan 10 tahun sebagai PNS di Kementerian Keuangan dengan peran sebagai videografer humas. Ia resmi mengundurkan diri pada 2022 dan memilih jalur independen.
Melalui kanal YouTube yang ia bangun sejak 2010, Ferry rutin mengangkat isu politik, filsafat, keuangan, hingga kritik terhadap fenomena sosial. Ia juga mendirikan Malaka Project, sebuah platform edukasi digital yang bertujuan membentuk generasi muda agar lebih kritis, empati, dan berpikir ilmiah. Selain itu, ia aktif membantu mahasiswa kurang mampu lewat program beasiswa.
Ide yang Tak Bisa Dibungkam
Kini, meski namanya tengah dikaitkan dengan dugaan kasus hukum oleh TNI, Ferry tetap menunjukkan sikap tegas. Ia menegaskan bahwa ide tidak bisa dipenjara atau dimatikan oleh proses hukum.
Baca Juga:
Sri Mulyani Buka Suara Usai Rumahnya Dijarah Massa
Unisba dan Unpas Terdampak Gas Air Mata, Begini Kronologinya
Kasus yang menyorot Ferry Irwandi menunjukkan bagaimana perjalanan seorang konten kreator bisa tiba-tiba bersinggungan dengan isu hukum besar. Di satu sisi, TNI mengklaim menemukan indikasi pelanggaran lewat patroli siber, sementara di sisi lain Ferry tetap yakin dengan integritas dan ide-ide yang ia perjuangkan. Bagaimanapun, publik kini menunggu ke mana arah kasus ini akan berkembang.