Dua pemain senior Timnas Indonesia, Kevin Diks dan Sandy Walsh, menunjukkan rasa bangga terhadap perjuangan Timnas Indonesia U-17 yang berhasil tampil cemerlang di Piala Asia U-17 2025. Momen ini juga jadi spesial karena Evandra Florasta, sang pencetak gol kemenangan lawan Korea Selatan, ikut disorot.
Keduanya mengapresiasi kerja keras Evandra dan rekan-rekannya lewat komentar di Instagram dengan emoji tangan terangkat dan tepuk tangan. Evandra pun membalas dengan ucapan syukur dan tekad untuk selalu berjuang demi Merah Putih.
Timnas Indonesia U-17: Gugur Tapi Tetap Meninggalkan Kesan
Walau akhirnya langkah Garuda Asia terhenti di perempat final usai kalah telak dari Korea Utara, pencapaian mereka tetap patut diapresiasi. Kemenangan atas Korea Selatan dan Yaman di fase grup membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17 2025.
Di babak grup, mereka tampil solid dengan tiga kemenangan beruntun, termasuk saat mengalahkan Afghanistan 2-0. Ini jadi sinyal positif buat masa depan sepak bola muda tanah air.
Baca Juga:
Nasib Punggawa Timnas Indonesia Jelang Musim Baru, Pindah Klub?
Kontrak Habis 2025, Nasib Beberapa Pemain Timnas Indonesia Dipertaruhkan
Timnas Indonesia U-17 Akan Fokus ke Piala Dunia
Usai turnamen, para pemain U-17 langsung kembali ke klub masing-masing. Namun, mereka akan kembali dikumpulkan untuk persiapan Piala Dunia U-17 yang akan digelar pada November 2025.
Pelatih Nova Arianto optimistis dengan waktu persiapan yang masih cukup panjang. Targetnya pun sederhana tapi penting: lolos dari fase grup dan tampil maksimal di panggung dunia.
Sandy Walsh: Indonesia Punya Potensi Besar
Sandy Walsh, yang kini merumput di Jepang bersama Yokohama F. Marinos, merasa bangga bisa ikut dalam proses perkembangan Timnas Indonesia. Menurutnya, tak sedikit orang yang awalnya meragukan peluang Indonesia, namun perlahan keraguan itu dibungkam oleh hasil di lapangan.
Ia menegaskan bahwa dukungan dari para suporter dan federasi sangat berperan dalam membangun kekuatan tim saat ini. Sandy juga bilang, tak perlu takut bermimpi besar—kalau tujuannya Piala Dunia, maka harus dikejar.
Menurut Sandy, sepak bola di Eropa dan Asia punya karakter yang berbeda. Di Eropa lebih detail dan kompetitif, sementara di Asia lebih terasa emosinya, lebih menghibur.
Liga Jepang, tempat Sandy bermain sekarang, menurutnya punya kualitas paling mendekati standar Eropa. Pengalaman ini jadi bekal penting buatnya dalam perjalanan bersama Timnas Indonesia.
Yakob Sayuri Bersinar di Liga, Akankah Kembali?
Sementara itu, Yakob Sayuri juga mencuri perhatian. Tampil luar biasa bersama Malut United, ia mencetak hattrick ke gawang Persis Solo dan membantu timnya merangsek ke papan atas klasemen.
Ia mengungkapkan bahwa semangatnya bermain bola lahir dari kekaguman pada Boaz Solossa. Meski dulu sempat dilarang orang tuanya mengejar mimpi sebagai pesepak bola, Yakob tetap gigih dan sekarang jadi bintang di level klub dan pernah bersinar bersama Timnas.
Perjalanan Yakob dimulai dari Persewar Waropen, lalu ke Barito Putera, hingga akhirnya namanya melesat bersama PSM Makassar. Kini bersama Malut United, dia tampil konsisten dengan torehan gol dan assist yang cukup mengesankan.
Sayangnya, di era pelatih Patrick Kluivert, namanya belum masuk daftar pemain Timnas. Tapi dengan performa solid belakangan ini, tak sedikit yang berharap Yakob dipanggil untuk dua laga penting lawan China dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Baca Juga:
Update Punggawa Timnas Indonesia: Verdonk, Hilgers, Reijnders, Idzes, Hubner
Update Pemain Abroad Timnas Indonesia: Idzes, Romeny, Walsh, Tjoe-A-On
Perjuangan Timnas Indonesia di berbagai level menunjukkan bahwa harapan itu selalu ada. Dengan kombinasi pemain muda penuh semangat dan senior yang tak pernah lelah mendukung, masa depan sepak bola tanah air terlihat makin cerah.
