Kalau ngomongin infrastruktur internet, Cloudflare itu ibarat penjaga gerbang yang bekerja diam-diam tapi menopang banyak banget website besar. Saat kejadian Cloudflare down, kita jadi sadar betapa banyak situs perusahaan, blog, sampai platform raksasa yang mengandalkan layanan Cloudflare biar websitenya tetap cepat dan aman.
Biasanya Cloudflare adem ayem di belakang layar. Tapi kemarin situasinya beda—sejumlah situs besar tiba-tiba nggak bisa diakses. Pengguna X (dulu Twitter), ChatGPT, Canva, sampai berbagai layanan lain kompak menampilkan pesan error dari Cloudflare yang intinya: “Ada gangguan, coba lagi beberapa menit.”
Kenapa Saat Cloudflare Down Bisa Bikin Banyak Website Tumbang?
Pada dasarnya, Cloudflare bertugas memastikan website tetap aman dan tetap online meskipun trafik sedang membludak atau lagi kena serangan. Tanpa perlindungan ini, server situs bisa kewalahan dan akhirnya down.
Posisi Cloudflare berada di tengah—antara perangkat pengguna dan server website. Data akan lewat dulu ke infrastruktur Cloudflare yang jauh lebih kuat sebelum sampai ke website tujuan. Hasilnya, situs bisa dimuat lebih cepat dan lebih stabil.
Masalahnya, ketika Cloudflare sendiri bermasalah, efeknya langsung terasa ke mana-mana. Banyak situs yang sebenarnya tidak berhubungan bisa ikut tumbang karena mereka sama-sama memakai layanan Cloudflare. Hal seperti ini juga pernah terjadi sebelumnya ketika AWS (Amazon Web Services) mengalami gangguan.
Baca Juga:
Heboh! Rekening BCA Dibobol Rp 70 Miliar, Begini Kronologinya
Ulang Tahun ke-27 Google: Nostalgia Logo Klasik dari 1998
Infrastruktur Raksasa yang Dipakai Semua Orang
Cloudflare punya jaringan pusat data besar yang tersebar di seluruh dunia, melayani ratusan ribu pelanggan dari berbagai negara. Mereka menghasilkan pendapatan lebih dari USD 500 juta per kuartal—ini menunjukkan betapa besarnya skala mereka.
Dengan betapa banyak layanan digital yang bergantung pada Cloudflare, beberapa pakar keamanan siber sudah sejak lama mengingatkan soal “ketergantungan berantai”—di mana dunia internet terlalu bergantung pada segelintir perusahaan infrastruktur saja.
Aplikasi yang Terdampak Saat Cloudflare Down
Di malam kejadian itu, berbagai aplikasi besar langsung ikut bermasalah. Timeline X tidak bisa diperbarui, media tidak bisa dilihat, ChatGPT tidak merespons, Zoom dan Canva ikut kena imbas.
Penyebabnya? Ternyata ada kesalahan konfigurasi di sistem Cloudflare yang mengelola lalu lintas ancaman. Masalah ini merembet ke software internal lain yang menangani trafik internet yang lebih luas, dan akhirnya membuat layanan mereka tumbang selama beberapa waktu.
Tidak Ada Serangan, Hanya Kesalahan Sistem
Cloudflare menegaskan bahwa gangguan besar ini bukan karena adanya serangan siber. Tidak ada bukti aktivitas jahat di balik insiden tersebut—murni error teknis.
Namun gangguan ini tetap jadi alarm besar. Direktur NetBlocks mengatakan bahwa kejadian ini membuktikan betapa pentingnya peran Cloudflare dalam menjaga internet tetap berjalan. Banyak website besar yang mengandalkan mereka untuk bertahan dari serangan DDoS.
Pakar lain juga menyoroti fakta bahwa bukan hanya Cloudflare yang pernah tumbang. AWS dan Microsoft Azure juga pernah mengalami masalah serupa, dan ini menunjukkan bahwa dunia internet memang sangat bergantung pada beberapa pemain besar saja.
Baca Juga:
Deretan Fakta Gempa Sumenep: Penyebab, Dampak, dan Daerah Terdampak
Letusan Dahsyat Gunung Lewotobi Guncang Flores Timur
Gangguan Cloudflare kemarin bukan sekadar error biasa. Dampaknya terasa ke seluruh dunia karena internet modern memang sangat bertumpu pada layanan infrastruktur raksasa seperti ini. Kabar baiknya, tidak ada serangan berbahaya di balik kejadian itu—hanya kesalahan sistem internal.
Namun kejadian ini sekaligus jadi pengingat bahwa di balik internet yang kita pakai setiap hari, ada rantai teknologi besar yang saling terhubung. Dan ketika satu bagian penting mengalami masalah, efeknya bisa berantai ke mana-mana.












