Shin Tae-yong Comeback? Peluang Kebangkitan Timnas Indonesia

Olahraga2 Dilihat

Harapan besar melihat Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia 2026 akhirnya kandas. Di bawah arahan Patrick Kluivert, skuad Garuda gagal total dan terhenti di putaran keempat Kualifikasi Zona Asia.

Dalam dua laga Grup B, Jay Idzes dan rekan-rekannya harus mengakui keunggulan Arab Saudi 2-3 dan kalah tipis 0-1 dari Irak di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah. Dua hasil tersebut menempatkan Indonesia di posisi buncit klasemen dengan nol poin, sekaligus menutup asa menuju panggung dunia.

Nasib Patrick Kluivert di Timnas Indonesia

Shin Tae-yong Comeback? Peluang Kebangkitan Timnas Indonesia

Patrick Kluivert datang dengan reputasi besar sebagai mantan bintang Eropa. Namun dari delapan pertandingan yang ia pimpin sejak Januari 2025, Timnas hanya mencatat tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan. Persentase kemenangan 37,5 persen tentu jauh dari ekspektasi publik.

Kini tekanan agar Kluivert mundur semakin besar. Beberapa nama mulai disebut-sebut sebagai calon penggantinya, termasuk sosok yang sudah sangat dikenal penggemar sepak bola Indonesia: Shin Tae-yong.

Shin Tae-yong Comeback?

Shin Tae-yong Comeback? Peluang Kebangkitan Timnas Indonesia

Sebelum era Kluivert, Shin Tae-yong adalah figur penting yang mengubah wajah sepak bola nasional. Datang pada akhir 2019, pelatih asal Korea Selatan ini membawa disiplin, profesionalisme, dan mental juang tinggi ke dalam skuad Garuda. Di bawah STY, Indonesia tampil kompetitif dan bahkan menembus putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 — pencapaian bersejarah bagi Tanah Air.

Meskipun dipecat pada Januari 2025, banyak pihak menilai keputusan tersebut terlalu cepat. Mengingat STY sudah memahami karakter pemain lokal dan diaspora, peluang comeback-nya bisa menjadi solusi terbaik untuk membangkitkan Timnas Indonesia.

Baca Juga:
Calon Tulang Punggung Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2030
Analisis Penyebab Kekalahan Tipis Timnas Indonesia vs Arab Saudi

Luis Milla, Pelatih yang Dirindukan Timnas Indonesia

Nama Luis Milla juga kembali diperbincangkan. Pelatih asal Spanyol ini sempat menangani Timnas pada 2017–2018. Meski catatan kemenangannya tidak banyak, gaya bermain menyerang dan penguasaan bolanya meninggalkan kesan positif. Milla dikenal cakap dalam memoles pemain muda dan membangun tim yang atraktif.

Kini ia berstatus tanpa klub setelah meninggalkan Persib Bandung pada 2023. Jika kembali dipercaya, bukan mustahil Milla akan menghadirkan gaya sepak bola menyerang yang sempat membuat Garuda disegani di Asia Tenggara.

Bernardo Tavares, Pelatih yang Sukses di Liga 1

Bernardo Tavares juga masuk daftar calon pelatih potensial. Pria asal Portugal ini sukses membawa PSM Makassar menjuarai Liga 1 2022/2023 dengan skuad minim bintang. Ia dikenal tegas, detail, dan sangat disiplin.

Setelah mundur dari PSM karena masalah internal pada Oktober 2025, Tavares kini bebas kontrak. Dengan pengalamannya di Indonesia, ia bisa menjadi figur yang pas untuk mengembalikan karakter kuat dan kedisiplinan dalam tubuh Timnas.

Jan Olde Riekerink, Sentuhan Belanda yang Masih Relevan

Jika PSSI ingin tetap mempertahankan gaya Belanda, Jan Olde Riekerink bisa jadi opsi menarik. Sejak melatih Dewa United pada 2023, ia berhasil membawa klub tersebut bersaing di papan atas Liga 1.

Riekerink punya pengalaman melatih klub besar seperti Galatasaray dan dikenal piawai membangun tim dengan permainan efisien serta terstruktur. Ia juga memahami karakter pemain diaspora berdarah Belanda yang kini banyak memperkuat Timnas. Kombinasi ini bisa membantu membentuk chemistry yang solid di skuad Garuda.

Kontribusi Pelatih Belanda di Timnas Indonesia

Shin Tae-yong Comeback? Peluang Kebangkitan Timnas Indonesia

Kegagalan Patrick Kluivert menambah daftar panjang pelatih Belanda yang belum berhasil membawa Indonesia berprestasi. Sebelumnya ada nama-nama seperti Wiel Coerver, Frans van Balkom, Henk Wullems, Wim Rijsbergen, hingga Pieter Huistra. Meski datang dengan metode dan reputasi mentereng, mereka sering kesulitan beradaptasi dengan kultur sepak bola Indonesia.

Masalah klasik seperti mentalitas, kedisiplinan, dan sistem pembinaan yang belum matang kerap jadi batu sandungan. Hal ini menunjukkan bahwa formula “gaya Eropa” saja belum tentu cocok untuk karakter pemain Indonesia.

Baca Juga:
Cerita Manis dan Pahit Timnas Indonesia di Kualifikasi: Bangga!
Laga Dramatis, Timnas Indonesia Harus Akhiri Perjuangan

Kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 seharusnya menjadi titik refleksi bagi seluruh pihak, bukan sekadar mencari kambing hitam. Siapa pun pelatih berikutnya — entah Shin Tae-yong, Luis Milla, Bernardo Tavares, atau Jan Olde Riekerink — kuncinya ada pada dukungan sistem, pembinaan jangka panjang, dan kesatuan visi.

Garuda mungkin gagal terbang tinggi kali ini, tapi dengan fondasi yang tepat, harapan untuk melihat Indonesia di panggung dunia masih sangat mungkin diwujudkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *